Rabu, 21 September 2022

Materi prakarya kelas 8 semester 1

 Bab 1 Kerajinan Bahan Lunak

 A.prinsip,jenis,dan karakteristikKerajinan bahan Lunak 

B.Proses produksi,kemasan,produk,dan contoh proyek kerajinan bahan LunakBuka


Bab 2 Teknologi informatika dan komunikasi (TIK)

A.sejarah teknologi informatika dan komunikasiBuka

        

B.peralatan,bahan,perancangan,dan pembuatan peralatan TIKBuka


Bab 3 Budi daya ternak kesayangan

A.jenis,saran,dan teknik Budi daya ternak kesayanganBuka


B.tahapan dan contoh Budi daya ternak kesayanganBuka


Bab 4 pengolahan bahan pangan Serelia,kacang kacangan,dan umbi menjadi makanan atau minuman dan produk pangan setengah jadi


A.pengolahan bahan pangan serealia umbi dan kacang-kacangan menjadi makanan atau minumanBuka


B.pengolahan bahan pangan serealia umbi dan kacang-kacangan menjadi produk pangan setengah jadiBuka


Beberapa Hal yang Perlu Kita Ketahui Seputar Bulan Muharram

 hadits Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma bahwasannya Nabi shalallahu alaihi wasallam ketika tiba di Kota Madinah beliau mendapati mereka (Kaum Yahudi) berpuasa Asyura. Mereka berkata, “Ini adalah hari yang istimewa, karena hari ini Allah menyelamatkan Nabi Musa dan menenggelamkan Fir’aun serta bala tentaranya. Maka Nabi Musa berpuasa sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah ta’ala. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendengar orang-orang Yahudi berpuasa pada hari itu karena alasan ini, maka beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,


فَنَحْنُ أَحَقُّ وَأَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ


“Kita lebih berhak (untuk mengikuti) Nabi Musa ‘alaihis salam daripada mereka.“


Kemudian Nabi berpuasa dan memerintahkan para Shahabat untuk berpuasa. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)


8. Disunnahkan untuk berpuasa hari ke 9 Muharram sebagai bentuk menyelisihi ahli kitab

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwa ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan puasa Asyura dan beliau perintahkan para sahabat untuk melakukan puasa di hari itu, ada beberapa sahabat yang melaporkan:


يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى


“Wahai Rasulullah, sesungguhnya tanggal 10 Muharram itu, hari yang diagungkan orang Yahudi dan Nasrani.”


Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,


فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ


“Jika datang tahun depan, insyaaAllah kita akan puasa tanggal 9 (Muharram).”


Ibnu Abbas melanjutkan, “Namun belum sampai menjumpai Muharram tahun depan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah wafat.” (HR. Muslim)


Demikian beberapa hal yang perlu kita ketahui seputar bulan Muharram. Semoga Bermanfaat. Wallahu a’lam.


Dikutip dari alukah.net oleh Ustadz Arif Ardiansyah, Lc. dengan sedikit perubahan.

Childfree dalam Pandangan Islam

 5. Kehilangan salah satu cara diangkat kedudukannya di Surga

Masuk ke dalam Surga merupakan sebuah keinginan yang besar bagi kita. Bahkan sebenarnya ketika kita mendapatkan derajat yang rendah di Surga pun sudah termasuk sebuah kenikmatan. Namun, Rasulullah mengajarkan kepada kita agar mengharapkan tingkatan Surga yang paling tinggi.


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,


إِنَّ فِي الْجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ أَعَدَّهَا اللَّهُ لِلْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ مَا بَيْنَ الدَّرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ، فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ وَأَعْلَى الْجَنَّةِ أُرَاهُ فَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ ، وَمِنْهُ تَفَجَّرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ


“Sesungguhnya di Surga itu terdapat seratus tingkatan, Allah menyediakannya untuk para mujahid di jalan Allah, jarak antara keduanya seperti antara langit dan bumi. Karena itu, jika kalian meminta kepada Allah, mintalah Firdaus, karena sungguh dia adalah Surga yang paling tengah dan paling tinggi. Di atasnya ada Arsy Sang Maha Pengasih, dan darinya sumber sungai-sungai Surga.” (HR. al-Bukhari)


Bisa jadi seseorang berada di derajat yang rendah namun dia diangkat karena sebab anak.


Rasulullah shalallahu alaihi wasallam juga bersabda,


إِنَّ الرَّجُلَ لَتُرْفَعُ دَرَجَتُهُ فِي الْجَنَّةِ فَيَقُولُ أَنَّى لِيْ هَذَا فَيُقَالُ بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ


Sesungguhnya ada seseorang yang diangkat kedudukannya di Surga kelak. Ia pun bertanya, “Bagaimana hal ini?” Maka dijawab: “Lantaran istighfar anakmu untukmu. (HR. Ibnu Majah)


Jika melihat dari kacamata agama kita dengan banyak keutamaan memiliki anak, masih kah kita tidak mengharapkan kehadirannya?


Wallahu a’lam.


Arif Ardiansyah, Lc dari berbagai sumber

Jika Melihat Orang Terkena Musibah

 1. Jika Melihat Orang Terkena Musibah

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: «مَنْ رَأَى مُبْتَلًى فَقَالَ: الحَمْدُ للهِ الَّذِي عَافَانِي مِمَّا ابْتَلَاكَ بِهِ وَفَضَّلَنِي عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقَ تَفْضِيلًا لَمْ يُصِبْهُ ذَلِكَ الْبَلَاءُ»


Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa melihat orang yang tertimpa musibah kemudian mengucapkan, ‘Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkanku dari musibah yang diberikan kepadamu dan melebihkanku atas kebanyakan orang yang Dia ciptakan’, maka ia tidak tertimpa musibah tersebut.” (HR. at-Tirmidzi dengan sanad hasan)


Kandungan hadits secara global:

Hendaknya bagi seseorang yang melihat orang lain yang tertimpa musibah baik dari segi agamanya berupa kebid’ahan maupun yang lainnya atau dari segi dunianya berupa penyakit atau yang lainnya, dia mengucapkan,


الحَمْدُ للهِ الَّذِي عَافَانِي مِمَّا ابْتَلَاكَ بِهِ، وَفَضَّلَنِي عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقَ تَفْضِيلًا


Barangsiapa yang mengucapkan doa tersebut, dirinya tidak akan tertimpa musibah yang ia lihat.


Faidah:

Sepatutnya doa ini diucapkan secara pelan, sehingga yang mendengar hanyalah dirinya, orang yang tertimpa musibah tersebut tidak mendengarnya, supaya tidak menyakiti hati orang yang tertimpa musibah, kecuali musibah tersebut berupa kemaksiatan, maka tidak mengapa mepperdengarkan doa tersebut, sebagai bentuk peringatan baginya jika hal tersebut sekiranya tidak menimbulkan kemudharatan (bahaya).


Hikmah yang dapat diambil dari hadits:

Disunnahkanya berdoa dengan doa yang termaktub ketika melihat orang yang tertimpa musibah;

Barangsiapa yang melihat orang tertimpa musibah lalu ia berdoa dengan doa tersebut Ia tidak tertimpa musibah yang sama;

Agungnya keutamaan doa tersebut di dalam hadits;

Semangat Nabi shallallahu alaihi wasallam dalam memerhatikan keselamatan umatnya dari berbagai macam penyakit;

Agungnya kecintaan para sahabat kepada baginda Nabi yang dibuktikan dengan nukilan mereka yang menyeluruh mengenai perkataan maupun perbuatan baginda Nabi shallallahu alaihi wasallam.

Sumber: diterjemahkan dengan sedikit penyesuaian oleh Muhammad Refanza dari situs https://www.alukah.net/


Data siswa


Nama :Amelia regina friscananda

Kelas :9L

No. Abs :02

Alamat Rmh :DS.karangrejo Dsn.sentul kec.kandat kab.kediri

Email : reginaamelia493@gmail.com

Blogger :Buka

IG :Buka

TT :Buka

Hobi :Membaca

Makanan Favorit :sate

Minuman Favorit :es coklat

Materi Amel : Buka

Tugas praktek infra

 Ig: Buka Tik tok : Open